Saya dan Sejarah


                           
          Apa yang terbesit dalam pikiran anda ketika mendengar sejarah? Sepertinya  tidak jauh dari definisi Matematika menurut kebanyakan pelajar;Susah. Kalau Matematika menghafal rumus dkk, Sejarah harus menghafal entah itu nama tokoh, latar belakang terjadinya peristiwa, bahkan waktunya pun harus dihafal. Perlu diketahui bahwa mempelajari Sejarah bukan perkara hafal tidaknya. Kalian harus memahami apa, mengapa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana kejadian itu terjadi. Adolf Hitler pernah berkata,”Orang yang tidak memiliki rasa sejarah, adalah seperti orang yang tidak memiliki telinga atau mata”. Terserah anda ingin memaki beliau sebagai sosok diktator yang kejam atau apalah, tetapi beliau tetap salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Beliau juga mengajarkan bahwa nasionalisme yang berlebihan dapat menyebabkan kekacauan berskala besar.




Adolf  Hitler


          Kembali ke topik, mengapa saya suka sejarah? Sampai sekarang pun belum menemukan jawaban yang rasional tentang itu, tetapi saya coba untuk memberi jawaban pribadi saya. Rasa ingin tahu, ingin terlihat keren menjadi dasar saya menggemari pelajaran Sejarah(awalnya). Setelah lama mempelajari sejarah dari sekolah (terutama dari buku IPS, Ppkn, dan buku pribadi) saya mendapat pelajaran baru darinya. Kita bisa tahu kegiatan, budaya, politik, bahkan teknologi orang-orang terdahulu. Manfaatnya kita bisa membandingkan kehidupan zaman dahulu dengan hal yang terjadi di zaman sekarang, kemudian menyimpulkan apakah perubahan itu baik maupun tidak. Mempelajari sejarah juga dapat meningkatkan persatuan bangsa. Mungkin anda tidak sadar. Berbagai bukti seperti “Oh… ternyata dulu arek- arek Suroboyo pernah melawan Inggris!”, “wow, dulu Indonesia pernah mengusir Belanda dari tanah Papua!” membuat kita merasa lebih erat sebagai bangsa.



Tan Malaka

 Sejarah dunia adalah sejarah yang penuh dinamika. Seperti roda yang berputar. Disaat satu pihak yang menang, yang lainnya kalah. Disaat satu pihak mendapat keuntungan, satu pihak lainnya mendapat kesengsaraan. Disinilah berbagai sudut pandang datang. Dari peristiwa sejarah yang kelam. Bagaimana rasanya jadi orang Belanda abad 19 sampai 20? Merasa bahagia, senang, tapi tidak tahu penderitaan rakyat karena imperialisme bangsanya. Bagaimana rasanya jadi orang Indonesia setelah melihat penderitaan rakyat Timor dari sudut pandang mereka? Dari sinilah kita lihat berbagai sudut pandang. Bagaimana peristiwa imperialisme Belanda itu dimata orang-orang Belanda dan bagaimana di mata rakyat Indonesia.Di satu sisi kita melihat semua orang Belanda pada abad 20 itu sebagai bajingan. Di sisi lain ada juga orang Belanda merasa simpati.

     Saya kira cukup, semoga ilmu yang saya bagi bisa nyantol ke otak kalian, walaupun perkataan saya jauh dari kata logis. Cheerio.



Comments

Popular posts from this blog

Edukasi WikWikWik

TV Series (Stranger Things)

Fav Instrumental